Rezeki: Ketetapan Ilahi dan Upaya Manusia
Rezeki: Ketetapan Ilahi dan Upaya Manusia
Dalam Islam, rezeki merupakan anugerah dari Allah SWT yang telah ditetapkan bagi setiap makhluk-Nya. Keyakinan ini tertuang dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Az-Zukhruf ayat 32:
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci segala sesuatu. Tidak seorang pun yang mengetahui kecuali Dia."
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT lah yang memegang kendali atas segala sesuatu, termasuk rezeki. Namun, meskipun Allah SWT telah menetapkan rezeki kita, kita sebagai manusia tetap diwajibkan untuk berusaha dan berikhtiar dalam mencarinya.
Ikhtiar Mencari Rezeki:
Allah SWT juga menyukai hamba-Nya yang berusaha dan berikhtiar dalam mencari rezeki. Dalam hadits riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah menyukai seorang hamba yang ketika berikhtiar dalam mencari rezeki, ia berusaha dengan sungguh-sungguh, dan ketika memohon kepada-Nya, ia memohon dengan sungguh-sungguh."
Ikhtiar dalam mencari rezeki mencakup berbagai hal, seperti:
- Bekerja keras: Menjalankan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan penuh dedikasi, baik sebagai pekerja, wiraswasta, atau profesional.
- Berdagang dengan jujur: Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip Islam, seperti kejujuran, keadilan, dan tidak melakukan penipuan.
- Mencari ilmu yang bermanfaat: Memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan mendapatkan rezeki yang halal.
- Berdoa: Berdoa memohon petunjuk, kemudahan, dan keberkahan dari Allah SWT dalam mencari rezeki.
Rezeki Tidak Akan Tertukar:
Allah SWT telah mengatur rezeki setiap individu dengan adil dan tidak akan tertukar dengan orang lain. Tidak perlu merasa iri atau dengki terhadap keberuntungan orang lain dalam mendapatkan rezeki. Sebaliknya, fokuslah pada ikhtiar dan usaha kita sendiri.
Hikmah di Balik Hadits:
Hadits tentang rezeki mengajarkan kita bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan niat yang benar akan dianggap sebagai ibadah. Hal ini menunjukkan bahwa rezeki bukan hanya tentang materi, tetapi juga tentang proses mencarinya dengan niat yang ikhlas.
Seseorang telah melewati Nabi, maka para sahabat Nabi melihat keuletan dan giatnya, sehingga mereka mengatakan:
“Wahai Rasulullah, seandainya ia lakukan itu di jalan Allah ” Maka Rasulullah bersabda:
“Bila ia keluar (rumah) demi mengusahakan untuk anak-anaknya yang kecil maka ia berada di jalan Allah.
Bila ia keluar demi mengusahakan untuk kedua orangtuanya yang telah berusia lanjut maka ia berada di jalan Allah.
Bila dia keluar demi mengusahakan untuk dirinya sendiri agar terjaga kehormatannya maka ia berada di jalan Allah. Namun bila dia keluar dan berusaha untuk riya’ (mencari pujian orang) atau untuk berbangga diri, maka ia berada di jalan setan.”
(Shahih lighairihi, HR. At-Thabarani. Shahih At-Targhib, 2/141 no. 1692)
Rasulullah ditanya: ”Penghasilan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab: ”Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan semua penghasilan yang mabrur (diterima di sisi Allah).” (Shahih Lighairihi, HR. Al Hakim)
Kesimpulan:
Ketetapan rezeki di tangan Allah SWT, tetapi usaha dan ikhtiar merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Dengan berikhtiar dengan niat yang ikhlas, berdoa memohon petunjuk-Nya, dan selalu bersyukur, insya Allah kita akan mendapatkan rezeki yang halal dan berkah. Janganlah kita merasa iri atau dengki atas rezeki orang lain, karena Allah SWT telah mengatur segalanya dengan adil.
Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan keberkahan bagi kita semua.
Posting Komentar untuk "Rezeki: Ketetapan Ilahi dan Upaya Manusia"
Posting Komentar